STMIK PRINGSEWU – Senin (19/11), bertempat di aula
STMIK Pringsewu dilaksanakan kegiatan Sanitation Goes to Campus.
Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Bupati Pringsewu Dr. H. Fauzi, Asisten
Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Drs. H. Zuhairi Abdullah,
Sekertaris Dinas Kesehatan Jarwo Sutikno, M.M, Kemenag Kabupaten
Pringsewu, Wakil Ketua I STMIK Pringsewu Elisabet Y. A., M.T.I, Wakil
Ketua III Nur Aminudin, M.T.I, Kepala SDM Dedi Irawan, M.E.Sy., Kaprodi
Sistem Informasi Tri Susilowati, M.T.I, serta tamu undangan.
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia. Gerakan sadar sanitasi kepada masyarakat
seluruh Indonesia harus segera dibangun, untuk menciptakan lingkungan
masyarakat yang sehat.
Field in : BEM, Info Kampus, Info Penting, Resources, Teknologi, Umum
Wakil Ketua III STMIK Pringsewu, Nur Aminudin
dalam sambutannya mangucapakan terima kasih kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten Pringsewu dan Yayasan Konservasi Way Seputih, atas
terselenggaranya kegiatan Sanitation Goes to Campus sebagai upaya
menggalang kepedulian mahasiswa pada isu sanitasi.
Mahasiswa
mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk berbaur ditengah
masyarakat. Kondisi inilah yang menunjukkan pentingnya kedudukan
mahasiswa dalam proses pembangunan. Para mahasiswa harus berlomba-lomba
untuk berkontribusi ditengah masyarakat. Mahasiswa berprestasi tak hanya
sukses memenuhi tanggung jawab akademis tapi juga peduli dan kritis
terhadap persoalan di masyarakat dan negara. Mahasiswa berprestasi juga
harus menghasilkan kerja nyata yang berdampak positif bagi masyarakat.
Sebagai mahasiswa yang berperan untuk prevent, promote, dan protect,
diharapkan dapat membawa perubahan yang lebih baik dalam sisi kesehatan
masyarakat. Dengan masyarakat yang sehat, tentunya akan meningkatkan
motivasi diri untuk bekerja dan belajar. ucapnya.
Kegiatan Sanitation Goes to Campus dibuka oleh Wakil Bupati Pringsewu, Dr. H. Fauzi.
Dalam sambutannya beliau mengatakan, Sanitasi merupakan salah satu
urusan wajib Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana diamanatkan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sesuai pasal 13 dan 14 tentang
Pemerintah Daerah dan Perraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Kabupaten
Pringsewu sudah mendeklarasikan Open Defecation Free (ODF) dan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Pendeklarasian tersebut menjadikan
Pringsewu sebagai Kabupaten ODF pertama di Provinsi Lampung dan bahkan
di Pulau Sumatera.
Masalah lingkungan adalah
masalah bersama yang membutuhkan sinergi semua elemen masyarakat,
termasuk didalamnya adalah civitas akademika. Sebagai kalangan
akademisi, pemikiran kedepan tentang masalah lingkungan sangat dinanti
oleh masyarakat karena tentunya kualitas lingkungan yang baik akan
menopang kehidupan yang baik.
Dr. H. Fauzi
menegaskan, civitas akademika adalah potensi besar dalam membangun
pengelolaan lingkungan yang integrated, comprehensive dan sustainable.
Karena itu perlu dikembangkan sebuah konsep yang bisa menyatukan semua
elemen dalam sebuah sistem pengelolaan lingkungan, dari sistem ini
diharapkan bisa membangun kesadaran tentang pentingnya sebuah
pengelolaan lingkungan hidup.
Sudah saatnya
segenap lapisan masyarakat di Kabupaten Pringsewu saat ini dan kedepan
memberikan kepedulian dan perhatian yang besar terhadap sanitasi
lingkungan pada kawasan tempat tinggal dan pemukiman. Sedangkan
prioritas titik perhatian sanitasi meliputi perihal sumberr air bersih,
air limbah, persampahan dan drainase yang diawali dengan edukasi dan
ajakan untuk lebih menimbulkan kesadaran masyarakat.
Segenap
lapisan masyarakat di Kabupaten Pringsewu hendaknya juga menyadari
bahwa dampak akibat sanitasi tidak layak bisa dalam bentuk kerugian
ekonomi dan dampak tidak langsung berupa penyakit diare, gizi buruk dan
rendahnya produktivitas sekolah dan kerja.
Penyakit
diare biasanya terkait dengan buruknya kondisi air minum dan sanitasi.
Diare dapat menyebabkan kematian pada anak-anak. Sedangkan pada kasus
gizi buruk.
Diakhir sambutannya, Wakil Bupati
Pringsewu Dr. H. Fauzi mengatakan, perubahan itu dimulai dari diri
sendiri. Kita tentu sering mendengar kalimat tersebut. Tetapi, tidak
semua dari kita meresapi dan menerapkan kalimat tersebut. Jika berbicara
mengenai peran mahasiswa di tengah masyarakat, kebanyakan dari
mahasiswa akan menjawab dengan hal yang umum dan ruang lingkup yang
besar. Tidak semua mahasiswa menyadari bahwa untuk memberikan kontribusi
yang besar di masyarakat, harus dimulai dari lingkungan yang kecil
terlebih dahulu, yaitu diri sendiri, ucapnya.
Direktur Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) Febrilia Ekawati
mengatakan, Stichting Nederlandse Vrijwilligers (SNV) Indonesia
berkolaborasi bersama Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) dan Mitra
Bentala menggelar Lampung Sanitation Week pada 19-25 November 2018.
Kegiatan dalam memperingati Hari Toilet Sedunia yang jatuh pada 19
November itu berkeinginan untuk mewujudkan keterikatan rantai sanitasi.
Kami
ingin memastikan rantai sanitasi itu terwujud dengan baik di Lampung.
Mulai dengan memiliki jamban, septic tank. Kemudian berlanjut pada
septic tank yang kedap, hingga secara tutin menyedotnya setiap 5 tahun
sekali, ucapnya.(*na)
0 Response to "SANITATION GOES TO CAMPUS"
Posting Komentar